Ngurus Sertifikat di BPN Jaksel 2015

Ini tulisan sebenarnya ada 5 seri..tapi gw gabung deh. Makanya panjang bener..soalnya proses nya juga panjang.

Mengurus sertifikat di kantor BPN Jaksel membutuhkan kesabaran ekstra. Bukan karena lama prosesnya..tapi karena serba gak jelas..Bayangkan menunggu sesuatu yg gak jelas pasti berasa lama banget..dibanding kalo menunggu sesuatu yang sudah jelas kan. Di Polda misalnya, kalo kita mo urus BPKB..pegang nomor antrian 100, di loket terlihat sedang diproses antrian 60 ..kan kita bisa prediksi masih berapa lama lagi kita dilayani..jadi kalau mau baca koran, makan siang, beli kopi silakan saja..toh terukur berapa lama nantinya giliran kita.

Awalnya, setelah ke notaris untuk proses jual beli, didapatlah serangkaian dokumen untuk gw sebagai pembeli untuk mengurus proses pembuatan sertifikat. Yang paling penting tentu aja Akta Notarisnya..yang menunjukkan telah terjadi peralihan dari penjual. Karena dokumen pemilikan aslinya kartu kavling Asian Games, maka nama penjual logikanya harus sama dengan kartu tadi. Dalam kasus gw ini, pemilik sudah wafat..padahal kartu kavling atas nama almarhum..jadi dianggap rumah tadi diwariskan kepada 6 anaknya. Penjual disini adalah 6 anaknya dan pembeli gw…Dokumen pendukungnya apa yang dapat menunjukkan pewarisan ini? tentu saja harus ada Surat  Pernyataan Waris (format standar dan wajib diketahui lurah), lalu Surat Tidak sengketa (format standar dan ditandatangani semua ahli waris), Surat Penguasaan Fisik (format standar juga semua tandatangan). Tentu saja surat bukti setor BPHTB (atas nama pembeli) dan SSP Pajak Penjualan(atas nama penjual). Terakhir SPPT PBB tahun terakhir  dan bukti bayarnya (notaris biasanya minta bukti sudah bayar untuk 10 tahun terakhir..tapi daftar pembayaran per tahun saja juga ok kok dan ini bisa minta di kecamatan). Kartu Keluarga dan KTP pembeli tentu saja perlu juga sebagai bagian dari berkas yang harus disampaikan waktu pengurusan di BPN.

Langkah pertama, tanya mbah google..browsing untuk cari tau dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sertifikat dari surat tanah kavling asian games. cari di web nya bpn jakarta selatan…gak ada tuh keterangan yang membantu. coba hubungi kantornya lewat telfon yang ada di web nya….dua nomor, yang pertama kebon binatang Ragunan (dan mbaknya juga mengeluh kenapa no telp kebon binatang mereka yang dicantumkan ya..) yang kedua, rumah orang lain..Jadi nomor telfon sama sekali tidak membantu. Akhirnya ke web bpn indonesia aja langsung…lumayan, ada sedikit tapi gak spesifik. Singkatnya, BPN memang meminta kita semua datang saja kesana kalau mau dilayani. mau nanya dokumen yang diperlukan juga harus datang kesana..he.he.he…kayak jaman batu aja.

akhirnya gw datang kesana…dengan percaya bahwa prosedurnya secara garis besar adalah: pengukuran, penetapan lalu pendaftaran hak. Nah pengukuran ini tahap pertama yang harus dilalui. Dokumen yang dibutuhkan : 1. KTP/KK pemohon, 2. Akta Notaris jual beli sebagai ‘jembatan’ antara nama di dokumen asal (surat kavling asian games) dengan nama pemohon 3. PBB Tahun terakhir dan bukti bayar.  Setelah semua gw siapin..dateng deh ke bpn jakarta selatan.

Paling enak parkir di perumahan tanjung barat ..kira kira 100 meter dari perlintasan rel kereta, ambil jalur lambat dan langsung masuk komplek perumahan mewah ini. sok PD aja..kayak penghuni, karena harus lewat pos satpam. Belok kanan kedua..ikut aja..tiba tiba dah di belakang kantor BPN nya. parkir di tanah kosong masjid..supaya gak ganggu parkiran penghuni perumahan yang baik hati ini…lagian BPN bikin kantor gak mikir parkir, gak mikir jalan akses..kalo jalan aslinya, jl. Alwi itu cuma cukup semobil..jadi kalo ketemu kudu terbang yang satunya…parkirnya? gak ada…nyelip di kebon kebon ato rumah orang…gelo dah.

pertama-tama beli dulu map resmi..kuning untuk ukur, hijau untuk penetapan…@10 ribu. kedua, ambil nomor antrean..pilih pengukuran..selanjutnya nunggu di loket. eh ada pegawainya duduk di meja informasi..gw nanya dulu deh..mo mastiin apa semua dokumen sudah lengkap. eh dia bilang KTP/KK copya perlu dilegalisir lurah…waduh, balik kanan grak dah alias pulang.

hari berikutnya, sudah legalisir KTP..dateng pagi pagi..wedeh..antrean sudah kira kira 60 orang menuju mesin nomor antrean. Sebagian besar pegawai kantor notaris..sebagian besar mo proses cek sertifikat untuk transaksi jual beli…tapi karena mereka sudah hafal daerah sini ya..antar mereka nitip nomor aja…untung aja hari ini karena banyak dibatasin. Satu orang hanya boleh ambil 3 nomor antrean saja. gw ambil satu…dan tanya lagi, di loket mana gw antri..ajaibnya, si mbak gak ngerti dimana..jadi tanya dulu ke petugas loket yg tulisannya sih pengukuran tapi lagi sibuk melayani pengecekan sertifikat.  akhirnya disebutkanlah gw harus antri di loket pendaftaran/permohonan..jadi bukan di loket pengukuran. ya sudah deh….di loket ini semua berkas diperiksa manual kelengkapannya..dibaca juga. jadi agak lama…padahal gw cuma pengukuran dulu..kalo penetapan memang demikian. Dibaca semua dokumen dan dinyatakan lengkap atau tidak untuk proses…

Nunggu di loket ini..orang orang kok gak ikutan nomor antrean..dan lama banget per orang..gak sabar juga nih. gw tanya..apa ini loketnya..jawab ibu petugas nya iya pak…saya mau permohonan pengukuran ..dia bilang sekalian pak, diperiksa bareng permohonan penetapan..jadi siapin map nya kuning dan hijau…plus map terpisah isinya dokumen aslinya. Satu lagi..SEMUA fotocopyan harus dilegalisir NOTARIS !!!! waduh, balik kanan grak lagi..karena semua copyan gak ada legalisir notarisnya. Terpaksa deh minta legalisir notaris dulu…

Ini kali ketiga kembali kesana. targetnya mendapatkan surat tanda terima permohonan pengukuran saja. Kali ini dateng siang aja..abis jam makan siang. ambil nomor antrian dulu…eh sudah koit mesinnya..jadi langsung aja ke loket pemeriksaan. begitu petugasnya muncul..langsung aja gw datengin…ternyata benar..permohonan pengukuran akan diperiksa dokumennya seperti permohonan penetapan. jadi map kuning dan map hijau plus map isi dokumen asli akan diperiksa langsung.

map kuning isinya:

– formulir 3 lembar yang harus diisi (termasuk formulir surat kuasa kalau dikuasakan) – pakai materai.

– copy surat kavling – legalisir notaris

– copy akta notaris- legalisir juga

– copy ktp/kk- legalisir lurah plus notaris

– copy pbb terakhir dan bukti bayar – ini juga dilegalisir….

map hijau isinya semua copy dokumen di map kuning plus dokumen yang menunjukkan bagaimana alas hak (surat kavling asian games) berganti menjadi milik kita. Jadi kalau kita beli dari pemilik langsung yang namanya ada di surat kavling, maka perlu ada akta notaris jual beli..kalau kita beli dari ahli warisnya, perlu ada surat waris..kalau penjual juga beli dari orang lain, harus ada dokumen pendukungnya..begitu seterusnya sehingga nama di surat kavling  awal nya bisa ditelusuri hingga nama kita dan semua didukung dokumen yang lengkap. untuk kasus gw dilampiri lagi:

– SSP pajak penjual dan Surat setoran BPHTB

– Surat Pernyataan Waris

– Surat Penguasaan Fisik

– Surat Tidak Sengketa

Map terpisah berisi dokumen asli dari map kuning dan hijau ini…dan ikut ditahan mereka..jadi kartu keluarga dan ktp jangan dimasukin ke map ini..nanti kan kacau kalau lagi perlu.

Setelah menunggu 1 jam, akhirnya dinyatakan pemeriksaan OK. Surat permohonan pengukuran bisa diproses. Diberilah Surat untuk setor biaya pengukuran. Pindah loket, setor 500 ribuan (Resmi nih). tunggu dipanggil.. dan menunggu tanpa tau sudah dimana berkas kita, nomor berapa yang sedagn diproses…pokoknya menunggu tanpa kepastian. Satu jam 30 menit .baru dipanggil…diberi tanda setor. Kembali lagi ke loket permohonan..lalu diberi Surat Tanda Terima dokumen. Fuiiih….lega. Kapan tukang ukur datangnya? ini no hp petugasnya pak..silakan hubungi saja…wuih..swakelola nih. selanjutnya kayak apa prosesnya? nanti dikasih tau tukang ukur..he.he.he.pokoknya gak informatif banget dah.

Ok, sekarang gw perlu menghubungi tukang ukurnya nih…untuk proses selanjutnya. jadi urusan sementara ini dengan tukang ukur yang ditunjuk.

Sudah hampir 2 bulan sejak formulir diterima..kok belum keluar ya surat ukurnya. Akhir desember, berkas dinyatakan lengkap dan diberi tanda terima lengkap dengan nomor berkas dan PIN. PIN ini gunanya untuk cek status dokumen via web dan sms (canggih banget ya…). Urusan dengan tukang ukur berjalan baik. telfon dia bolak balik..akhirnya setuju dateng kira kira minggu kedua January. Paket uang transportnya gw ambil paket biasa..soalnya ada juga paket kilat yg  2 minggu selesai katanya.

Waktu ukur..dia bilang 3 minggu selesai surat ukurnya..(keputusan dari seksi pengukuran lengkap dengan denah lokasi). Kalo belum selesai, telfon aja pak ke BPN nya..he.he..he….coba deh liat no telfon yang di web-site BPN jaksel..telfon deh nomornya..nomor pertama kebon binatang ragunan..kedua, rumah orang…kok bisa ya naruh nomor telfon gak dicek dulu. jadi kalo urusan perorangan aja pake HP gitu kali ya message nya.

tunggu punya tunggu..dah 2 bulan nih..alias 8 minggu. cek di web site (lihat di bpn.go.id ) ..gak ada itu nomor pendaftaran..alias status belum terdaftar. kirim SMS..(liat di web site bpn.go.id baru diluncurkan fasilitas cek status dokumen via SMS). tinggallah sekarang gw melongo..gak ngerti mo kemana. gw sms tukang ukurnya…gak dibalas sama sekali. Nasib…nasib..jadi pembayar pajak di negara tercinta ini…mo patuh aja kok ya harus bayar lagi..dan gak juga dilayani baik. Kepala BPN itu sebenernya gak usah muluk muluk urusannya..nongkrong deh di kantor pelayanan kayak gini…biar bisa ngerasain jadi warga negara kayak apa….

goodnews…senin kemarin tgl 5 Maret sore…cek lagi status permohonan lewat SMS..dan hasilnya tidak dibalas..ya lumayan lah daripada yg kemarin..statusnya tidak ditemukan permohonan anda. Lalu lewat web-site bpn.go.id…masukin nomor permohonan dan pin (yg dibawah barcode) eh keluar statusnya..sedang di panitia A untuk proses pengukuran..fuiiih…artinya masih di bagian pengukuran yak. dan keliatan juga bahwa data ini baru diupdate tgl 5 Maret…ya sudahlah. sabar menunggu, pokoknya sudah ada statusnya.

Berkas masuk akhir Desember 2013 setelah 3 x datang..tapi sukurlah sudah dapat nomor pendaftaran dan PI. Lalu 2 minggu kemudian tukang ukur datang dengan fee dibayar kontan..he.he.he..padahal sudah bayar resmi 500 ribuan per bidang tanah waktu pendaftaran, dan itu untuk biaya pengukuran. Tapi untuk datang ukur, sepertinya sudah tradisi harus kasih tukang ukurnya. tarif biasa 3 minggu jadi..tarif kilat juga ada. gw yg biasa aja lah.

Lebih dari 3 minggu gak ada kabar. cek di web site bpn.go.id  malah belum ada statusnya. Setelah 2 bulan akhirnya muncul status..sedang proses di pengukuran. OK…Sesudah 3 bulan..cek lagi di web-site..masih juga sama. Lah kan kata tukang ukurnya cuma 3 minggu keluar SK Ukurnya..kok ini dah 3 bulan lebih belum ya.

Gw sms tukang ukurnya dan advis beliau yang mulia..dateng aja pak ke sana..kali aja ada yg kurang dokumennya…Wedeh..kan di form pendaftaran sudah ditulis no HP gw..apa gunanya? kalo ada yg kurang tinggal sms aja. Tapi kalo suruh dateng kesana..ketemu siapa pula?? Tapi daripada menunggu gak jelas..gw dateng juga deh..Naik ke lantai 3 bagian pengukuran..tanya ke seadanya aja…ini nomor pendaftaran dah gimana statusnya. Eh dibilang sudah selesai surat  ukurnya..silakan tanya ke meja lain sudah dikirim turun ke lantai 2 belum..Pindah meja..ibu penghuni meja sibuk telfon pribadi..gw duduk aja di depannya mendengarkan dia hahahihi…gak enak juga kali ya..akhirnya setelah 10 menit dia berhenti. eh dia langsung melayani pegawai notaris yg dateng nyelonong..naruh map. gw protes keras..ibu nya malah menenangkan..sudah lah pak, dia hanya taruh berkas aja kok.. Iya sih tapi mbok ya ngantri gitu lho.  rupanya pegawai pegawai kantor notaris ini memang sahabat dan mitra pegawai BPN nih…akrab banget. dicek sama ibu itu dan kabar gembira. Sudah dikirim ke lantai 2.

Lantai 2 itu bagian penetapan..outputnya keluar SK penetapan kepala BPN yang bilang kalo tanah itu diberikan haknya untuk kita oleh negara. tanya mbaknya, katanya sudah di kepala sub seksinya tapi petugas yg urus belum ditunjuk. kapan? 2 hari lagi deh..telfon aja. 2 hari kemudian gw sms..sudah ditetapkan pak..namanya bu ABCD…baiklah, boleh dapet nomor hp nya? gak dijawab..terpaksa deh dateng lagi kesana untuk ketemu ibu ABCD yang dimaksud..kayak jaman batu aja nih harus ketemuan terus. Kata bu ABCD baru aja dia dapet berkasnya..jadi 2 hari lagi deh balik lagi. untuk apa bu? bawa berkas ini ke Lurah, minta tanda tangan 5 rangkap. Kok pemohon yg harus bawa ke lurah ya?

2 Hari lagi gw balik dan sudah siap berkas untuk ke Lurah. Gw bawa langsung ke kantor lurah dan kaget pegawai lurahnya. Karena gak ada amplop buat lurah dari BPN. Pegawai lurah bahkan sangka gw pegawai notaris..makanya minta dimana amplop yg biasa…gw bilang kalo gw ini pemohon langsung. anyway..250 ribu per berkas dan lurah sedang pergi. jadi besok diambilnya. Bayar aja deh..daripada gak ditandatanganin…

Besok sudah siap tandatangannya..perlu juga copy PBB terbaru dan foto lokasi tanah. Gw foto dulu dan minta pbb terbaru di kantor lurah. Besoknya ke BPN lagi..ketemu bu ABCD yang selalu menjawab seperlunya. Jadi kita gelap banget prosedur selanjutnya kayak apa, Yg gw tau, panitia A dibentuk..anggotanya pejabat bpn dan lurah. mereka ketemuan, liat lokasi dan memberi keputusan untuk direkomendasikan pemberian haknya. inilah yang disebut SK Penetapan.  Kenyataannya apa mungkin lurah dan pejabat bpn disuruh keluar kantor ngeliat lokasi??? kalo iya..bisa habis waktunya buat kunjung mengunjungi lokasi tuh…Artinya peraturannya wajib direview tuh.

Begitu tau informasinya gelap banget..gw bilang deh ke bu ABCD..tolong kabari saya kalau nanti ada dokumen lain yang kurang..dan ini uang pulsa buat telfon saya. gw kasih diamplop. kontan ditolak tapi langsung diterima..dan langsung menerangkan prosedur selanjutnya..kira kira 2 minggu lagi silakan ditelfon pak..semoga sudah jadi SK nya..semoga. ini gw masih nunggu seminggu lagi dan nanti gw update…

akhirnya…SK pemberian HGB keluar juga. Setelah bawa ke lurah sebagai anggota panitia A..tanda tangan, balikin lagi ke petugas pemroses di BPN…tunggu..telfon. jawabannya sudah dinaikkan ke sub-seksi nya…telfon sekertarisnya, sedang direview oleh petugas lainnya. telfon lagi minggu depan…petugas sedang sakit..he.he..he…telfon lagi minggu depannya..sudah selesai direview, sedang di ruang boss..nanti telfon aja lagi. Minggu depannya barulah keluar berita baiknya..sudah keluar sk nya silakan ambil di loket. Jadi total sejak memasukkan formulir permohonan sampai sekarang keluar SK pemberian HGB memakan waktu 6 bulan an…fuiih. plus 6 kali mengunjungi kantor bpn nya..dan telfon berkali kali…ke beberapa orang.

Selanjutnya masuk proses pendaftaran hak..untuk penerbitan buku sertifikatnya. Syaratnya gampang aja…SK BPN pemberian hak, identitas diri plus BPHTB. nah yang ini sekarang problem. BPHTB itu sejatinya bea yg harus kita bayar ke negara karena negara memberikan hak atas tanah negara dan bangunan diatasnya kepada kita. Ini ditunjukkan dengan SK HGB ….nah supaya bisa didaftarkan hak kita ini..yang ditunjukkan dengan buku sertifikat, BPHTB harus dibayar dulu.

Problem muncul karena transaksi tahun 2013…bphtb langsung diminta notaris utk dibayar..besarannya berdasarkan harga transaksi (notaris tentukan besaran yang wajar) atau NJOP. Biasanya NJOP plus sedikitlah..sebagai harga transaksi. Dari situ dihitung BPHTB nya. Harga NJOP x luas tanah plus bangunan..ikut aja harga PBB. Lalu ada harga transaksi..ditambah 5-10% sama notarisnya.

BPHTB dihitung minimum harga NJOP..tapi notaris biasanya pakai harga transaksi..krn kan sudah rahasia umum kalo NJOP kelewat rendah. Jadilah biaya transaksi – 80 Juta pengurang BPHTB..lalu dikali tarif 5%. sudah dibayar di 2013. DKI Jakarta menaikkan NJOP gila gilaan tahun 2014…n bener juga sih. Pendaftaran butuh BPHTB yang dibayar dengan NJOP pada saat mendapat hak..yaitu bulan ini. Jadilah BPHTB yg sudah dibayar tahun lalu harus disesuaikan alias dibayar tambahanannya..karena NJOP meningkat.

Bayar BPHTB pada saat transaksi berresiko kayak gini..pertama luas tanah bisa beda antara yg di PBB dengan yg diukur BPN sesuai dengan nanti surat ukur nya. BPHTB dibayar berdasar luas riil yg ditetapkan BPN, bukan luas PBB. Kedua harga njop yang sudah berubah..ganti tahun seperti kasus gw ini.

Sialnya lagi, waktu permohonan awal, gw masukkin semua dokumen termasuk bukti bayar BPHTB dan Pajak Penjualan. Sekarang harus gw minta lagi untuk dilampirkan di proses pendaftaran hak. terpaksa dah urusan lagi ke lantai 2..minta dokumen asli itu. Dicari sama pegawai sana…dan ketemu satu, hilang satu. janjinya yg hilang mo dicari segera. Nah kalo gak ada yg asli bukti bayar BPHTB itu ..gimana gw mo daftar hak ya…

Nyesal juga, ternyata  BPHTB bayarnya kalo dah keluar SK BPN aja ..tinggal hitung luas asli menurut pengukuran BPN (kan luas PBB ato girik suka salah tuh dibanding fisiknya)…kali NJOP terkini..mark up dikit buat jadi biaya transaksi..baru deh dikurangi 80 juta dan kemudian kali 5%. Bayar ke bank DKI. Kalau memang transaksi yang tidak menyangkut pemberian hak dari negara..baru deh bisa dibayar langsung pada saat transaksi..misalnya jual beli yang sudah HGB ato SHM…ini sih pajak dan bphtb bisa langsung bayar.

Sekarang masih menunggu kabar nih..dah ketemu belum aslinya BPHTB untuk kavling yg satunya…kalo sudah dapet, baru lah..daftar hak untuk penerbitan buku sertifikat. Menanti..dan telfon lagi…..

Setelah dicari cari ternyata BPHTB dan SSP Asli nya keselip di berkas waktu permohonan SK.  Langsung aja setelah dikabari dokumen itu ketemu, datang ke BPN (lagi) dan daftar untuk penerbitan sertifikatnya. Ambil nomor antrian dulu  untuk jenis kegiatan Pendaftaran SK. ada juga pendaftaran Tanah..dan bukan yang ini. Beli dulu map nya di koperasi. Diperlukan BPHTB yagn sudah divalidasi. Nah validasi ini dulu harus ke Kecamatan dan susyah nya minta ampun.perlu seminggu plus syarat dokumen seperti AJB, surat waris dll..persis kayak mo ngurus sertifikat aja. Lebay banget kecamatannya..padahal esensinya cuma mau menyatakan bahwa saya sudah bayar lho BPHTB nya..ini bukti bayarnya, nah silakan dicek apa benar sudah bayar atau belum. gitu aja kan.

Sekarang tidak perlu lagi validasi model begitu..cukup isi formulir (copy aja di koperasi)..tandatangan, beres. Jadi untuk memohon penerbitan buku sertifikat cuma perlu SK BPN Asli, BPHTB lembar 3, Surat Peryataan pengganti validasi, Surat Permohonan. Serahkan ke petugas yang amat ramah dan sangat membantu serta desk nya gak pernah penuh…

Selesai, dikasih form untuk bayar ke kasir..50 ribu per permohonan. Masukan ke loket kasir dan bayar..lalu dipanggil untuk diberi tanda terima. Bawa lagi bukti bayar itu ke desk tadi, serahkan ke petugas untuk kemudian diberi bukti pendaftaran yang isinya nomor pendaftaran baru lagi. Kata petugasnya silakan di sms ke beliau nomor pendaftaran kita.. untuk update sudah selesai belum..biasanya seminggu lebih. OK, nanti deh abis lebaran di sms nya..

Setelah menunggu sejak tengah Juli lalu..akhirnya..terbit juga sertifikat HGB nya. cek lewat web bpn.go.id dulu..masukin nomor tanda terima berkas..dan pin nya..yg ada dibawah barcode di tandaterima. Isi tanpa spasi ato strip. Keliatan sudah selesai. Wah rada gak percaya nih, coba cek lewat sms 2409..ini canggih juga..ketik sesuai yang diminta..Berkas spasi..nomor pendaftaran dll…dibalas langsung, sudah selesai. Ya syukur deh..gw bergegas ke BPN Jaksel untuk ambil buku sertifikatnya.

Total waktu yang dibutuhkan sejak akhir desember hingga 18 Agustus..8 bulan. Total biaya, resmi nih….. untuk pengukuran 500 ribu satu bidang tanah ukuran 100 meter persegi. lalu 50 ribu untuk pendaftaran hak GB menjadi sertifikat. Itu saja yang resmi. Lain kali sabar aja….kayaknya setiap tahapan ada maximum waktu nya..jadi gw rasa mereka akan proses juga karena akan termonitor.

Dari proses yang ada sepanjang ini bisa dipelajari beberapa hal..

Yang paling krusial tentu saja pendaftaran pertama untuk pengukuran. Disini logika dokumen harus jalan…artinya kalau dokumen pertama bilang ini tanah atas nama A, maka ketika kita datang mohon diukur..apa dasarnya. Untuk tanah yg gw urus..dokumennya Surat Kavling Asian Games atas nama A. Lalu ada surat menikah A dengan istrinya. Ada juga surat kematiannya. Terakhir ada surat keterangan waris dari Lurah. Bahwa A memiliki anak XYZ. Jadi sekarang kepemilikan di XYZ..pindah ke gw atas dasar Akta Pemindahan Hak dari  Notaris…logis kan.

Kasus yang dulu…Surat Kavling atas nama A..lalu ada surat sepotong..dan kuitansi dari A dikuasakan ke B dengan harga tertentu. Lalu B meninggal..keterangan waris ada yang menyatakan B memiliki anak CDEF. Akta jual beli dari CDEF ke gw. Oknum BPN bilang kalo ini tidak layak diproses..karena dari A ke B itu hanya penyerahan kuasa..bukan hak. Jadi harus dicari ahli waris A agar bisa diserahkan haknya ke B dan ahli warisnya..dan itu sudah terjadi tahun 1960 alias setengah abad yang lalu !!! itu juga yg bikin prosesnya lebih panjang..9 bulan. padahal sudah bayar ke oknum BPN.

Lolos dari pendaftaran..tinggal tunggu aja diukur..ini tukang ukurnya semaunya aja dateng..keluar surat ukur..lalu dipindahkan ke panitia A..keluar surat persetujuan panitia A..terbitlah SK HGB nya..setelah terbit..kita daftarkan SK itu agar diterbitkan buku Sertifikat yg hijau.

Nah semuanya kayaknya sudah ada maximum hari prosesnya…Sayangnya kita harus memonitor..kuatirnya, proses berhenti karena ada problem..Sementara kiita tenang tenang aja menunggu..mereka tidak memproses karena gak lengkap. Makanya perlu juga tuh dapet nomor HP pegawainya…jadi bisa sekali sekali memonitor sudah sampai mana perjalanan dokumennya. Memonitor itu kan artinya kita harus dateng..nanya …lebih lama waktu untuk kesana nya daripada disana sendiri…makanya orang males dan serahkan saja ke notaris untuk mengurus…notaris menugaskan staffnya nunggu tiap hari di sana. Kenapa ya kalo kurang dokumen kita gak ditelfon saja. kan kita ngasih nomor telfon di setiap formulirnya.

Satu lagi status berkas bisa dicek di web dan sms dua bulan lalu sih masih payah..gak jelas dan selalu tulisannya dalam proses. tapi kemarin ok banget tuh…dah bisa bilang sudah selesai. SMS juga begitu …2409 ini dulu asal asalan aja…sekarang sudah rada benar informasinya.

Selamat mengurus surat sendiri..kalo mau. sediakan waktu untuk bolak balik…dan panjang sabar..kalau ketemu staff yang melayani gaya amtenar, ketidakjelasan dan minimalnya informasi termasuk officer yg harus memberi panduan ke masyarakat. Semoga lebih baik lah..

Leave a comment