Pengampunan Dosa…pohon nangka berbuah duren

Habis nulis judul ini tulisan..gw pikir pasti orang bingung bacanya…Tiga urusan yang gak nyambung…pengampunan dosa, nangka dan duren…tapi nantilah..ada kok sambungannya. Ini hanya gw coba pake analogi biar lebih dekat dengan hidup sehari hari. semoga.

Gw ngajak kita sedikit perhatiin di televisi. Coba perhatiin kepala badan ato instansi pemerintah sekarang..bisa menteri, bisa juga kepala badan ato apalah….Coba bayangin ini orang ngegantiin siapa ya sebelumnya. Kalo ingat sukur..kalo ngga, ya jangan dipaksa…Dah gitu kalo ingat..coba ingat lagi sebelumnya siapa lagi..gitu seterusnya…Tapi pasti deh, kepala lembaga ato instansi pemerintah itu jarang yang lama banget bertahan. Kalo sampai 5 tahun jadi menteri gitu..itu dah hebat banget. Sisanya ada yang cuma 2, 3 tahun aja…

Yang bikin gak habis pikir kenapa sih ada kementerian, badan ato apalah lembaga pemerintah yang masyarakat sudah paham kalo orang2nya korup waktu kasih pelayanan dan sudah gonta ganti presiden, gonta ganti pimpinan tapi masih aja kelakuan nya sama. Korup. Saking banyaknya orang orang di lembaga itu yang korup dan pamer kaya…jadi dah gak bisa lagi dibilang oknum. Jadi sudah massal. Makanya di masyarakat berkembang deh pandangan kalo pejabat ato pegawai dari lembaga tertentu itu rata rata tajir dan tidak segan pamer. tentu masyarakat gak bloon juga dong, pastilah kalo pegawai negeri pake mobil landcruiser pribadi yang harganya 2 Milyar kan susah dicerna kalo dari gaji resminya yang ditabung.

Gejala korupsi massal di beberapa lembaga-gw gak mau sebut namanya- kayaknya lestari alias awet dari generasi ke generasi. Sekali lagi masyarakat akhirnya pasti bisa nerima kalo ada rumah baru dibangun dan aduhai mewahnya…kalo dibilang milik pegawai atau pejabat dari instansi tertentu. ya tentu aja..pegawai xxxxxx. Masyarakat dah bisa menerima stereotyping kayak gini. Malahan aneh kalo ada di lingkungan kita pensiunan dari instansi xxxxx tapi nyumbang sedikit. Biasanya jor jor an dan itu yang dipercaya masyarakat.

Yang gw mo bilang, beberapa instansi pemerintah umumnya pegawai dan pejabatnya tajir diatas rata rata dan gak segan pameran..sampai akhirnya masyarakat punya persepsi kalo memang pejabat atau pegawai dari instansi tadi harus kaya, meskipun tau itu semua bukan dari tabungan gajinya.

Di teori manajemen organisasi, kalo sudah masuk ke bahasan kultur organisasi, maka teorinya pasti bilang kultur itu dominan dipengaruhi kepalanya. Gak usah jauh jauh..contoh riil dan nyata nih..Kereta Api Indonesia . Dulu kalo ngomong kereta api..pasti pikiran kita berjubel, bahkan naik ke atap. susah banget betulin bahkan hampir mustahil situasinya.Tiba-tiba sim salabim. pas dirutnya pak Jonan..kita lihat deh sekarang kereta api indonesia. Jauh banget bedanya. dan ini dominan karena dirut nya ingin mendorong jasa kereta api ke tingkat yang lebih baik. Tentu saja dibantu oleh pasukan direksi dan regulasi yang memadai. Artinya, kalo pimpinan puncaknya memang niat baik, ingin merubah situasi yang saat itu sudah sangat kronis bahkan hampir mustahil, pasti bisa.

Kebayang juga di industri yang sama Perusahaan Pengangkutan Djakarta ato PPD. Buat yang waktu remaja hidup di tahun 80 an pasti masih ngeliat nih bis PPD mondar mandir. Supir n kondekturnya harus nyuap orang dalam supaya bisa dapet jatah narik. Lalu nyuap bagian bengkel supaya bisa bis nya ganti oli. Dah kebayang kan kayak apa rusaknya itu sistem. Kayak benalu di pohon..saking banyaknya benalu pohonnya mati..akhirnya benalunya gak punya tempat juga..ikutan mati. Jadi PPD kolaps kayak kutu menghisap darah binatang tempat dia tinggal..sampai binatangnya mati sendiri.

Nah, kok ada sih instansi ato lembaga yang awet banget kultur korupsinya sampai sampai masyarakat mempersepsikan seluruh instansi tadi korup? Padahal kepala nya dah gonta ganti berkali kali?

Begini kira kira penjelasannya…..Kalo ada 3 layer pimpinan di suatu organisasi..katakanlah ada beberapa pimpinan yang kita sebut bos kecil. Lalu ada beberapa yang disebut bos sedang dan akhirnya bos besar. tentu bentuknya kayak piramid ya..Lalu organisasi ini kulturnya korup banget. Artinya, semua bos kecil pasti mungut pungli dari masyarakat termasuk dunia usaha. Hasilnya, sebagian disetorkan ke bos sedang. Bos sedang ngumpulin setoran ini dari beberapa bos kecil kan. Lalu sebagian disetor ke bos besar. Bos besar pasti dapet setoran begini dari beberapa bos sedang juga, jadilah ia mendapat paling banyak. Ini yang disebut kultur organisasi korup. Semua berantai mungut pungli. Yang kecil dari masyarakat, lalu berantai sampai ke bos besar. Ini namanya sistem kayak pohon nangka.

Nah dari sistem yang korup kayak gini, ada yang insaf. Dia takut dosa atao gimana kali ya. Kebayang kalo yg ‘insaf’ hanya bos kecil seorang. Pasti dia kan ngadepin masalah besar. Karena bos sedang akan minta jatah dari dia. Nah dia gak mungut dari masyarakat, gak mungkin kan dia kasih jatah boss sedang dari gaji nya sendiri.. Sudah kebaca kalo gini nasibnya. Bos kecil yang insaf ini pasti drop out dari sistem alias tidak dipakai. Dimutasi. Sama sebangun kalo yang insaf boss sedang. Dia pasti kesulitan waktu boss besar minta jatah. Kalo nolak jatah dari boss kecil sih gampang aja kan. Tapi nolak permintaan dari boss besar ini yang susah. Karena gak bisa nyetor, ya dia keluar dari sistem alias gak jadi boss lagi.

Nah gimana kalo boss besar nya justru yang gak mau mungut dari semua boss sedang? Tentu saja bisa. Para boss sedang tentu saja akan bahagia dan akan memuji-muji. Karena setorannya lebih hemat. Tapi apa korupsi hilang di lembaga itu? Ya nggak lah. para boss kecil dan para boss sedang tetap aja memungut dari masyarakat dan seterusnya. Sistem tetap berjalan kalo di kasus ini. Boss besar tidak pungut setoran, tapi boss sedang dan boss kecil tetap main normal. Gimana menurut masyarakat instansi ini? tetap korup. Karena masyarakat tetap dipungut sama boss kecil. Bedanya, kalo boss besar sudah gak terima setoran..dia bisa mencoba bersihkan organisasinya. Teorinya. Apa iya dia bisa bersihkan praktek suap dari boss sedang dan dari boss kecil?

Boss besar sudah gak terima setoran. Dia coba bersihkan praktek ini ke boss sedang lalu ke boss kecil..bisa dipastikan ini akan gagal. Sederhana aja…boss besar pasti tumbuh dari boss kecil beberapa tahun..lalu jadi boss sedang beberapa tahun sampai akhirnya jadi boss besar. Jadi boss besar punya masa lalu ikutan dalam sistem yaitu memungut dari bawah dan menyetor ke atas. Boss besar pasti produk pohon nangka dan dia tidak drop out lho..artinya dia ikut sistem dengan baik dan lulus..naik pangkat terus. Artinya boss besar dulu juga memungut dari masyarakat dan menyetor ke atasan, waktu jadi boss kecil. Lalu jadi boss sedang juga mungut dari boss kecil dan nyuap boss besar. Sukses melakukan itu semua makanya gak drop out ..gak keluar dari sistem. Bahkan naik pangkat terus kan sampai sekarang. Singkatnya, gak mungkin dari sistem kaya pohon nangka ini kita ngarep boss besar kayak buah duren. gak mungkin kan..sistem yang sudah berjalan dari mulai boss kecil sampai besar ini..pasti menghasilkan boss-boss yang sudah lulus ujian sistem…jadi pohon nangka pasti berbuah nangka. Gila aja kalo bisa berbuah duren kan.

Masa lalu ini yang menghambat siapapun untuk pembersihan, terutama boss besar. KArena dia punya masa lalu..tentunya masa lalu yang korup karena dia ikut sistem mungut dan nyetor..makanya dia lulus terus sampai jadi boss besar dan gak Drop out. Jadi ini yg bikin pimpinan boleh gonta ganti ..kalo sumbernya dari dalam instansi..pasti gak ada yang berubah dari korupsinya. Boss besar insaf aja tetap gak bisa bebersih..karena dia punya masa lalu ..yg bisa diungkit dan disebarkan, kalo dia ganggu kenyamanan boss besar, boss kecil. Masa lalu ini yang menghambat perubahan instansi. Setiap boss besar yang mo bikin perubahan pasti diungkit masa lalu nya. Nah siapa juga yang mau bikin perubahan? mending dinikmatin aja..nerima setoran dari para boss sedang kan…

Kondisi ini yang disebut untuk perubahan besar butuh pengampunan dosa. Jadi dosa dosa boss besar waktu jadi boss sedang dan boss kecil harus diampuni. Tidak boleh diungkit lagi tidak boleh diusut dan tidak boleh ditindak. harus diputihkan. Barulah dia bisa bikin perubahan, bisa membersihkan instansinya.

Kalo kita lihat kondisi sekarang..tidak ada pengampunan dosa, maka masa lalu akan tetap berpotensi dibongkar kalau siapapun mengadakan perubahan. PEngampunan dosa diperlukan namun tidak ada saat ini di instansi pemerintah. Makanya tidak pernah ada perubahan kultur karena tidak berani membersihkan. Jadi boss besar ini lahir dari sistem yang korup sejak jadi boss kecil. ini yang disebut jangan harap keluar duren dari pohon nangka. Jangan harap perubahan kalo tidak ada pengampunan kesalahan masa lalu..

Advertisement

One thought on “Pengampunan Dosa…pohon nangka berbuah duren

Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: